Sebuah momen besar terjadi kembali setelah selama
dua tahun menjadi fakum. Kebersaman
dan kekompak teruji kembli pada kegiatan yang berdurasi 9 jam 30 menit ini.
Dengan modal seadanya kami buktikan bahwa ternyata
uang bukanlah segalanya. Kami maju bersama, kami saling merangkul, tidak ada
yang tertinggal, dan tidak ada yang saling
mendahului, suka maupun duka kami tetap satu yaitu keluarga
IPMANAPANDODE.
“kekompakan
dan Kebersamaan dalam Mencapai Suatu Cita-cita” kalimat ini adalah tema dari seluruh rangkaian
sikrap yang berlangsung di Kebun Raya Bogor
pada hari minggu tanggal 16 Oktober 2011.
Peserta sikrab adalah teman-teman
dari angkatn 2010 dan angkatan 2011 yang
berasal dari Papua Khusnya Nabire, Paniai, Dogiyai dan Deiya. Peserta yang
hadir berjumlah 19 orang. Mereka terbagi dalam empat kelompok, Nota Bakar, Cendrawasih, Tune, dan Papeda.
Di kelompok satu (Nota
Bakar) ada Chris Hamadi, Jek Boby, Elimelek A pigome,
Semuel nawipa, dan Melkias kegiye. Di kelompok
dua (Cendrawasih) ada Rika
Elisabet Pekei, Dominikus W You,
Sisilius Pugiye, Pontianus DouW, Lukas Kotouki. Kemudian di
kelompok tiga (tune) ada Yosep Minai,
Adolfina Tekege, Hans Kedepa,
Isnanto,dan Andreas Adii. Di kelompok
empat (papeda) ada Yance Kotouki,
David Sitorus, Natalis Tekege, dan Dedidores Wonda. Chris Hamadi, Rika Elisabet
Pekey, Yosep Minai, dan Yance kotouki adalh ketua dari masing-masing kelompok
tersebut.
Semua peserta diwajibkan untuk mencari pos-pos yang tersebar di KRB Guna
mendapatkan materi. Peserta pun hanya dibekali petunjuk peta buta oleh panitia.
Peserta yang terbagi dalam empat kelompok itu dituntut untuk selalu bekerja
sama dan selalu kompak dalam menghadapi setia masalah. Kokompakan dan kerjasama
mereka diuji ketika harus berjalan melintas KRB. Mereka disatukan untuk mebuang
semua keegoisan.
Setelah berakrir di pos empat akhirnya mereka di
arakan secara bersamaan menuju pos lima. Di pos lima ini setiap peserta diajak
agar tidak egois, saling membantu, saling mengerti, dan yang paling utama yang
ditekankan adalah mengerti bahwa “UANG
BUKANLAH SEGALANYA, KARENA YANG TERPENTING ADALAH KEBERSAMAAN KITA”
Orang pertama yang kalian kenal di sini bukanlah
orang tua kalian, saudara kalian atau kerabat kalian, tetapi orang pertama yang
kalian kenal adalah kami keluarga besar IPMANAPANDODE. ” Kata robi” yang bertugas dipos itu. Saya mau kita yang hadir disisni berjumlah 19
orang dan kita yang nanti balik juga harus berjumlah 19 orang, karena kelak dengan
keberhasilan satu orang saja maka 100 orang papua yang buta huruf dapat
membaca. Tamabah Robi Bobii.
Disisi lain Servasius Kotouki menegaskan bahwa kita
sebagai keluarga besarlah harus saling membantu satu sama lain Kita jangan
egois, satu sakit semua sakit, satu lapar semua lapar itu adalah hal utama yang
harus kita tanamkan dalam hati kita masing-masing.
Setelah semua rangkaian kegiatan berakhir, akhirnya
peserta diterima masuk dalam Ikatan
secara simbolis oleh ketua ikatan Dani Merianus Badii dan wakil ketua Marinus
gobai dengan memecahkan telur dikepala peserta dan menaburkan tepung.
Tepung dan telur tidak akan menjadi sesuatu yang
enak jika tidak digabungkan. Tepung dan telur pun jika disatukan akan menjadi
padat ini mengartikan bahwa dengan
simbolis ini kita semakin solid.
Tegas Dani sambil menerima angota
baru bergabung dengan ikatan.
Saya sangat berterimakasih kepada kaka-kaka semua,
kalian telah memberikan sesuatu yang sangat berarti bagi kami, tutur Yance
Kotouki salah satu peserta yang diberi kesempatan untuk memberi kesan dan pesan
mewakili taman-temannya. Ricka pekey pun sangat senang karena mereka bisa
bergabung secarah resmi dalam ikatan.
Teman-teman sekalian inilah sejara kita, kita yang
mengukir karena kita yang mengalaminya,
jangan perna tinggalkan saya karena saya tidak akan perna meninggalkan
kalian apapuan masalahnya.
Akhir kata, kita yang bermain mereka yang menonton.
Maju trus dan SEMANGAT. (rigo)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan